Jika kita mengitari Jl.Diponegoro Jl. Cilaki dan Jl. Cimandiri serta tepat didepan lap.Gazibu maka terlihat bangunan sangat megah dan monumental yang disebut Gedung Sate.Pada masa Hindia Belanda disebut Gouvernements Bedrijven (GB), peletakan batu pertama dilakukan oleh Johanna Catherina Coops, puteri sulung Walikota Bandung, B. Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia, J.P. Graaf van Limburg Stirum pada tanggal 27 Juli 1920, Gedung Sate Bandung merupakan hasil perencanaan sebuah tim yang terdiri dari Ir.J.Gerber, arsitek muda kenamaan lulusan Fakultas Teknik Delft Nederland, Ir. Eh. De Roo dan Ir. G. Hendriks serta pihak Gemeente van Bandoeng, diketuai Kol. Pur. VL. Slors dengan melibatkan 2000 pekerja, 150 orang diantaranya pemahat, atau ahli bongpay pengukir batu nisan dan pengukir kayu berkebangsaan China yang berasal dari Konghu atau Kanton, dibantu tukang batu, kuli aduk dan peladen yang berasal dari penduduk Kampung Sekeloa, Kampung Coblong Dago, Kampung Gandok dan Kampung Cibarengkok, yang sebelumnya mereka menggarap Gedong Sirap (Kampus ITB) dan Gedung Papak (Balai Kota Bandung).Sekitar tahun 1970- 1983 halaman belakang Gedung Sate sering dipergunakan kegiatan masyarakat mulai dari konser music sampai olahraga,Ketika saya kecil, sangat suka berman disini untuk mencari dan memetik buah tanjung. Sekitar tahun 1979 diadakan konser musik Open Air yang menampilkan grup music top waktu itu seperti dari Surabaya Aka ,dari Jakarta GodBless dari Bandung Gians Step,The Rollies,Rhapsodia dll. Hal ini diketahui setelah saya kelas 2 di SMP Negeri 4 Bandung tahun 1982 membaca majalah musik Aktuil. Halaman belakang gedung Sate ini sekarang berupa taman yang indah terkadang dijadikan arena pemotretan pasangan pengantin.
Dalam sejarah Gedung Sate, selama kurun waktu 4 tahun pada bulan September 1924 berhasil diselesaikan pembangunan induk bangunan utama Gouverments Bedrijven, termasuk kantor pusat PTT (Pos, Telepon dan Telegraf dan Perpustakaan.
Arsitektur Gedung Sate Ir. J.Gerber dan Dr.Hendrik Petrus, cirri unik bangunan ini bernuansakan wajah arsitektur tradisional Nusantara dan Eropa (Indo- Europeeschen architectuur stijl).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar