Kamis, 17 Maret 2011

Sejarah Dibangunnya Gedung Sate by Asep Sofiawan Rozal

Jika kita mengitari Jl.Diponegoro Jl. Cilaki dan Jl. Cimandiri serta tepat didepan lap.Gazibu maka terlihat bangunan  sangat megah dan monumental yang disebut Gedung Sate.Pada masa Hindia Belanda disebut Gouvernements Bedrijven (GB), peletakan batu pertama dilakukan oleh Johanna Catherina Coops, puteri sulung Walikota Bandung, B. Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia, J.P. Graaf van Limburg Stirum pada tanggal 27 Juli 1920, Gedung Sate Bandung merupakan hasil perencanaan sebuah tim yang terdiri dari Ir.J.Gerber, arsitek muda kenamaan lulusan Fakultas Teknik Delft Nederland, Ir. Eh. De Roo dan Ir. G. Hendriks serta pihak Gemeente van Bandoeng, diketuai Kol. Pur. VL. Slors dengan melibatkan 2000 pekerja, 150 orang diantaranya pemahat, atau ahli bongpay pengukir batu nisan dan pengukir kayu berkebangsaan China yang berasal dari Konghu atau Kanton, dibantu tukang batu, kuli aduk dan peladen yang berasal dari penduduk Kampung Sekeloa, Kampung Coblong Dago, Kampung Gandok dan Kampung Cibarengkok, yang sebelumnya mereka menggarap Gedong Sirap (Kampus ITB) dan Gedung Papak (Balai Kota Bandung).Sekitar tahun 1970- 1983 halaman belakang Gedung Sate sering  dipergunakan kegiatan masyarakat mulai dari konser music sampai olahraga,Ketika saya kecil, sangat suka berman disini untuk mencari dan memetik buah tanjung. Sekitar tahun 1979 diadakan konser musik Open Air yang menampilkan grup music top waktu itu seperti dari Surabaya Aka ,dari Jakarta GodBless dari Bandung Gians Step,The Rollies,Rhapsodia dll. Hal ini diketahui setelah saya kelas 2 di SMP Negeri 4 Bandung tahun 1982 membaca majalah musik  Aktuil. Halaman belakang gedung Sate ini sekarang berupa taman yang indah terkadang dijadikan arena pemotretan pasangan pengantin.
Dalam sejarah Gedung Sate, selama kurun waktu 4 tahun pada bulan September 1924 berhasil diselesaikan pembangunan induk bangunan utama Gouverments Bedrijven, termasuk kantor pusat PTT (Pos, Telepon dan Telegraf dan Perpustakaan.
Arsitektur Gedung Sate  Ir. J.Gerber dan Dr.Hendrik Petrus, cirri unik bangunan ini bernuansakan wajah arsitektur tradisional Nusantara dan Eropa (Indo- Europeeschen architectuur stijl).

Sabtu, 05 Maret 2011

SEJARAH ISLAM DI AUSTRALIA oleh Asep Sofiawan Rozal

SEJARAH ISLAM DI AUSTRALIA 
by Asep sofiawan Rozal

1.Penemuan Benua Australia dan Awal Kemunculan Islam

          Pembentukan Negara Australia tidak terlepas dari para penjelajah bangsa-bangsa Eropa yang ingin memperluas wilayah kekuasaan dan pencarian keuntungan secara ekonomi serta penjajahan. Penemuan Australia berawal dari orang Portugis yang dipelopori Pedro Fernandesz de Quiros yang mengabdi pada kerajaan Spanyol berlayar mencari daratan luas di selatan (tera Ausrtalis Incognito), dalam pelayarannya terjadi pemberontakan, kemudian wakilnya Luis de Tores berlayar diantara selat antara Pulau Papua dan Semenanjung York ia tidak menemukan Asutralia tapi atas pengabdiannya selat antara Papua dan Australia dinamakan selat Tores. Orang Belandalah yang dianggap penemu pertama bangsa Eropa terhadap benua Australia yaitu Willian Janzs yang tiba di semenanjung Yoek kemudian Dirk Hartog tanggal 25 Oktober 1616 di tiba di selatan Australia dan menamakan benua ini dengan Het Land van de Eendracht([1]), Frederic de Haoutman tahun 1619 tiba di Australia Selatan tepatnya di Perth,kemudian Abel Tasman mendarat di Van Diemens land (Tasmania) 21 November 1642.  Bangsa Inggris kemudian menguasai seluruh Ausrtalia bahkan Statenland atau New Zaeland setelah James Cook tiba di New South Wales  23 Agustus 1776 dan mengklaim wilayah Australia sebagai milik Inggris. Secara resmi Australia berdiri 26 Januari 1788 setelah 11 rombongan kapal Inngris tiba di Sydney dan menancapkan bendera Inggris,nama Sydney diambil dari Lord Sydney seorang Menteri Dalam Negeri sebagai penanggungjawab pelayanann ini, 26 Januari menjadi hari nasional di Australia. Gerakan mempersatukan seluruh Asutralia menjadi Negara berhasil diwujudkan tgl.1 Januari 1901 dengan nama Negara The Commonwealth of Australia([2]). Sebenarnya jauh sebelum bangsa Eropa tiba di Australia para pelaut Nusantara khususnya  Makasar dan Bugis telah berhubungan dengan penduduk pribumi Austrlia yaitu Aborigin ,sepanjang pantai utara terdapat artefak-artefak dan istilah dan nama tempat yang berbau dari Makassar.
          Nama Australia di ambil dari ilmuwan geografi bernama Ptolemy yang tinggal di Iskandariyah, Mesir pada abad ke 2. Ia menyatakan bahwa disebelah selatan khatulistiwa teradapat suatu daratan yang luas untuk mengimbangi daratan-daratan yang berada di sebelah utara, oleh karena itu Ptolemy menyebutnya Terra Australis Incognita yang berarti benua atau daratan selatan yang belum belum dikenal.([3]) Penamaan Australia dipertegas oleh penjelajah Samudera yang bernama Pedro Fernandez de Quiros tahun 1610,Ia seorang perwira yang bekerja pada kerajaan Spanyol menyatakan mulai detik itu bahwa wilayah yang telah di dekatinya bernama Austrilia Del Espiritu Santo, de Quiros sengaja memakai nama Austrilia dengan huruf i ditengahnya sebagai penghormatan pada raja Spanyol bernama Philip III,sebagai penguasa dari dinasti Habsburg dan pangeran dari keluarga raja Austria,dengan kata lain ia telah menemukan daratan selatan atau terra australis yang dicari-cari bangsa Eropa ([4])

2.Awal Masuknya Islam.

          Perkembangan sangat menarik di Australia bila mengkaji Sejarah Islam,pertanyaanya kapan Islam masuk dan siapa yang menyebarkan? dan bagaimana perkembangan Islam di bumi Ausrtalia ini? Sejarah masuknya Islam ke Australia dimulai dari interaksi pertama kali nelayan yang berasal dari Sulawesi Selatan (Indonesia) dengan penduduk asli di bagian Utara Australia (Aborigin) pada sekitar tahun 1600.Nelayan dan pedagang Makassar tiba dipeisisr utara Australia Barat ,Autralia Utara dan Queensland, orang Makassar berdagang dengan penduduk Asli yaitu Aborigi,dan mencari teripang.Bukti-buki dari kunjungan awal ini dapat ditemukan pada kesamaan beberapa kata  bahasa Makassar dengan orang Aborigin ,perkawinan antara Penduduk asli dan orang Makassar pernah terjadi dan lokasi pemakaman orang-orang Makassar ditemukan disekitar pesisir pantai. Tidak banyak jumlah Muslim yang tinggal di Australia saat itu, sampai pada sekitar tahun 1860 serombongan penggembala onta berasal dari Afganistan datang ke Australia menambah jumlah Muslim yang tinggal di Australia. Menurut Prof. Regina Ganter pakar keislaman di Australia dan dosen Sejarah Universitas Griffith, Kehadiran Islam di Australia terbukti jauh lebih awal dari tahun 1850-an, seperti yang selama ini menjadi "sejarah resmi" kedatangan agama Islam, dan eksistensinya tidak dapat dilepaskan dari orang Indonesia asal Makassar, Sulawesi Selatan. Menurut Dr. Mohamad Abdala Direkur Unit Kajian Islam Di Universitas Griffith (GIRU) Brisbane,Queensland Australia, tentang hubungan antara orang-orang Makassar dan masyarakat Aborigin telah terjadi sejak tahun 1600-an, "Jadi kehadiran Islam di Australiajauhlebihawal. Ia mengingatkan satu pesan bahwa Islam tidak akan tersebar baik di Australia jika umat Islam di negara yang kini berpenduduk sekitar 21 juta jiwa itu masih saja bertengkar di antara mereka seperti tentang posisi imam masjid dan menyelesaikan konflik tersebut tidak secara bijaksana sesuai aturan internal tapi di pengadilan.
          Untuk itu, praktik Islam yang baik dari para penganut Islam di Australia seperti tercermin dari bagaimana bertetangga yang baik di antara sesama mereka dan terlebih lagi non Muslim sangat penting, karena dakwah Islam yang efektif turut ditentukan oleh prilaku Muslim sendiri.Terkait dengan sejarah kedatangan Islam di Australia,  Premier Australia Barat Alan Carpenter MLA pernah mengatakan, bahwa kedatangannya sudah ada sejak tahun 1860 seiring dengan mulai dipekejakannya para penunggang unta asal Afghanistan dalam ekspedisi keluarga Burkedan Wills. Di Australia Barat misalnya, terdapat 24.000 orang Muslim yang tinggal dan bekerja dinegara bagian ini . Alan Carpenter menyebut masjid paling pertama dibangun di Australia justru berada di Perth. Sejak masjid pertama yang didirikan tahun 1905 untuk menampung jamaah Muslim Afghanistan yang bekerja sebagai penunggang unta dan Muslim India yang bekerja sebagai pengusaha, kini terdapat setidaknya 10 masjid di Perth.
           Di Australia, terdapat lebih dari 300 ribu orang penganut Islam dari sekitar 21 juta jiwa penduduk. Mereka umumnya adalah para migran dari kawasan Timur Tengah, Asia dan Afrika. Pada abad ke 19 Australia mempunyai banyak
wilayah tanah yang kaya akan sumber daya alam yang belum tereksploitasi. Sebagian besar dari tanah tersebut berupa padang pasir dengan temperatur yang sangat tinggi dengan sedikit sumber mata air. Unta merupakan binatang ideal untuk kondisi tersebut, maka pada tahun 1840 seorang bernama Horrick memasukkan (import) pertama kali onta ke Australia, dia ingin membandingkan antara onta dan kuda sebagai hewan pengangkut barang di padang pasir, tetapi missi ini gagal. Kelompok onta selanjutnya datang pada tahun 1860 sebanyak 24 unta. Dengan mencoba mempergunakan unta sebagai hewan pengangkut, Australia membutuhkan orang-orang yang ahli dalam mengendarai dan mengoperasikan onta, maka didatangkanlah untuk pertama kali orang-orang Afghanistan untuk mengoperasikan 24 onta tersebut, dan tidak lama setelah itu berdatangan lebih banyak Muslim Afghanisthan ke Australia. Sekitar 10.000 sampai 12.000 onta didatangkan ke Australia dalam kurun waktu antara tahun1860 sampai 1907. Sekitar 3000 orang Muslim berasal dari Afghanistan bekerja sebagai pengangkut barangbarang, air, serta makanan dengan mempergunakan onta di daerah-daerah yang sulit.([5]).
           Para penggembala unta dari Afghanistan ini menemukan tempat yang hampir sama kondisinya seperti di daerah asal mereka di Australia tengah, mereka mengendarai ontanya dan berjalan melintasi padang pasir sekitar 600 km untuk mengangkut barang-barang kebutuhan utama dan penting dari Oodnadatta menuju Alice Springs (Australia Tengah). Kontribusi mereka dalam membuka areal serta jalur umum untuk masyarakat luas di daerah-daerah Australia sangat besar dan penting. Tulang punggung perekonomian tradisional Australia saat itu yaitu agriculture dan pertambangan sangat membutuhkan onta sebagai alat transportasi beserta penggembalanya.Dengan berakhirnya era transportasi industri mempergunakan onta pada sekitar tahun 1920, serta peraturan yang lebih ketat dari badan Imigrasi Australia berkenaan dengan sedikitnya populasi warga kulit putih Australia, maka jumlah Muslim Afghanistan yang dating ke Australia menjadi berkurang.([6]) Pada sekitar tahun 1960, disebabkan peraturan yang lebih longgar dari badan Imigrasi Australia berkenaan dengan migrasi bangsa non-Eropa ke Australia, jumlah Muslim yang datang ke Australia menjadi bertambah.
Pada sekitar tahun 1960 dan sekitar tahun 1970 dalam jumlah yang cukup besar terjadi migrasi Muslim dari Lebanon dan Turki ke Australia, dimana jumlah Muslim terbesar di Australia saat ini berasal dari ke dua Negara tersebut. Jumlah Muslim terbesar yang tinggal di Australia saat ini berasal dari bangsa Arab, dibandingkan dengan bangsa Arab lainnya Muslim yang berasal dari Lebanon mempunyai jumlah terbesar dan sejarah migrasi yang lebih panjang/lama. Migrasi pertama bangsa Libanon ke Australia terjadi pada sekitar akhir tahun 1880-an. Gelombang kedua migrasi terjadi antara tahun 1947 sampai dengan 1975, terutama setelah terjadi perang antara bangsa Arab dan Israel pada tahun 1967. Gelombang ke tiga terjadi pada tahun 1976 setelah terjadi perang sipil di Lebanon. Bangsa Arab lain yang mempunyai populasi terbanyak di Australia adalah dari Mesir. Seperti halnya bangsa Lebanon, migrasi bangsa Mesir ke Australia terbesar terjadi setelah perang dunia II, migrasi ini terjadi dalam dua gelombang yaitu antara tahun 1947 sampai dengan 1971, dan gelombang ke dua terjadi pada sekitar akhir 1980.
         

3. Pertumbuhan dan Perkembangan Islam Di Australia.

          Australia merupakan benua yang berdiri dalam satu Negara, artinya satu Negara yang menempati satu benua tidak seperti di benua Asia,Eropa,Afrika maupun benua Amerika yang dihuni oleh  berbagai  bangsa dan Negara. Australia didominasi penduduk kulit putih keturunan Inggris.Penduduknya terbagi dari berbagai etnis yaitu Aborigin sebagai penduduk pribumi,Kulit putih keturunan Eropa,penduduk keturunan Asia baik dari Asia Timur,Asia Tenggara , Asia Barat maupun dari Asia selatan.  Islam mempunyai sejarah yang lama dan beraneka ragam di Australia.  Semasa penempatan
Eropah awal, setengah kelasi dan bantuan Muslim telah tiba di Australia tetapi tidak banyak yang diketahui tentang mereka kerana mereka tidak meninggalkan apa-apa kesan, kecuali beberapa rujukan di sana sini kepada nama mereka. Saat penempatan Eropa awal, beberapa pelaut dan tahanan muslim telah tiba di Australia tetapi tidak banyak yang diketahui tentang mereka karena mereka tidak meninggalkan apa-apa efek, kecuali beberapa referensi di sana sini ke nama mereka. Tidaklah sehingga abad ke-19 bahwa suatu kehadiran Islam yang tetap dikenali.
          Pada dekad 1870-an , penyelam-penyelam Melayu Muslim telah diambil sebagai penyelam mutiara melalui perjanjian dengan Belanda untuk mengerjakan kawasan-kawasan perburuan mutiara di Australia Barat dan Wilayah Utara . Pada tahun 1875 , ada 1,800 orang penyelam Melayu yang bekerja di Australia Barat.. Kebanyakan mereka kemudian pulang ke negara masing-masing.Unta di import ke Australia sejak dari dekad 1860-an untuk membantu penjelajah Eropah membukakan kawasan pedalaman yang kering. Para juru latih unta juga berimigrasi ke sini untuk mengendalikan unta-unta yang diperkenalkan untuk memenuhi permintaan logistik di gurun- gurun Australia yang amat luas. Kebanyakan juru latih ini adalah Muslim dan walaupun mereka datang dari berbagai-bagai negara, mereka biasanya dirujuk di Australia sebagai " Afghan ", perkataan bahasa Inggeris untuk "orang Afghanistan ". Oleh sebab pengetahuan dan kemahiran kaum juru latih itu tentang unta, mereka telah diberikan penghargaan untuk menyelamatkan banyak penjelajah Eropah yang awal, dan adalah amat penting untuk penjelajahan. Karena pengetahuan dan keterampilan kaum pelatih itu pada unta mereka telah diberikan penghargaan untuk menyelamatkan banyak penjelajah Eropa yang awal, dan sangat penting untuk eksplorasi. Disebabkan sumbangan mereka, landasan kereta api utara-selatan dinamai sebagai The Ghan , singkatan untuk "The Afghan" .Karena kontribusi mereka, jalan kereta api utara-selatan dinamai sebagai The ghan , singkatan untuk "The Afghan". ([7])

          Islam di Australia merupakan kelompok agama terbesar keempat, setelah Kristen, "Tanpa Agama", dan Buddhisme. Menurut sensus 2006, sekitar 340.392 orang atau 1.71% dari penduduk Australia adalah Muslim. Menjadi komunitas yang ditetapkan berdasarkan identitas keagamaan, masyarakat Muslim Australia merupakan masyarakat yang paling beragam secara etnis atau secara ras, dengan anggota dari berbagai latar belakang etnis dan ras. Dengan demikian, bagian-bagian berbeda di dalam komunitas Muslim Australia juga dapat mendukung identitas tambahan, terbebas dari identitas Muslim mereka, sering berhubungan dengan teman non-Muslim, di Australia maupun luar negeri.
Meskipun kemunculannya sebagai agama di Australia sering dianggap sebagai "baru" bagi warga non-Muslim Australia dan lebih dikenal karena gelombang migrasi dari Dunia Muslim yang beragam  termasuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Asia Tenggara, Balkan di Eropa, Anak benua India, dan Afrika Sub-Sahara faktanya, Islam memiliki sejarah yang panjang di Australia. Sejarah ini merentang tidak hanya ke beberapa Muslim yang tiba sebagai bagian dari kontak pertama Eropa dan masa kolonial, tapi juga ke masa sebelumnya dan kemunculan awal Kristen sebagai agama non-pribumi yang dominan jumlah penganutnya.
Pembangunan Mesjid
          Pendirian mesjid-mesjid diAustralia pada abad 20 Australia cukup menggembirakan, karena dibuat oleh arsitek Australia sendiri, seperti Brisbone tahun 1907 didirikan oleh arsitek Sharif Abosi dan Ismeth Abidin,Tahun 1967 di Quesland didirikan masjid lengkap dengan Islamic Center dibawah pimpinan Fethi Seit Mecca,Tahun 1970 di Mareeba diresmikan masjid yang mampu menampung 300 jamaah dengan imam Haji AbdulLathif. Dikota Sarrey Hill dibangun Masjid Raya Faisal bantuan Saudi Arabia ,di Sidney dibangun masjid dengan biaya 900.000 dollas AS. Jadi dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan di Australia merupakan hal yang cukup pesat meskipun pertumbuhan Islam sebatas dari para Imigran, sedangkan penduduk kulit putih (Eropa) belum secara signifikan menganut Agama Islam,masih adanya pandangan di kalangan penduduk kulit putih Australia sebagai pengguna kekerasan dan teroris apalagi telah terjadi Bom Bali yang mayoritas korbannya orang Australia.

Pendidikan

          Di Brisbone didirikan “Quesland Islamic Society” untuk menyadarkan anak-anak muslim mendirikan shalat dan meningkatkan silaturahmi. Pelajarnya berasal dari Indonesia, India, Pakistan, Turki, Afrika, Lebanon dan Australia sendiri. Kemudian di Goulbourn didirikan “Goulbourn College of Advanced Education” yakni pendidikan guru yang telah melahirkan sarjana muda, sarjana lengkap master. Tokoh Goulbourn College antara lain Dr. El-Erian (pelarian dari Mesir ketika Gamal Abdul Nasser berkuasa).
OrganisasiIslam Australian Federation of Islamic Councils (AFIC) adalah himpunan dewan-dewanIslamAustraliaberpusatdiSydney.Federation of Islamic Societies adalah Himpunan masyarakat muslim, terdiri atas 35 organisasi masyarakat muslim lokal dan 9 dewan Islam negara-negara bagian.Moslem Student Asociation adalah himpunan mahasiswa muslim yang menerbitkan majalah “Al-Manaar” berbahasa Arab, Australia dan Mimaret (berbahasa Inggris) Moslem Women’s Center (pusat wanita Islam) yang bertujuan memberikan pelajaran keislaman dan pelajaran bahasa Inggris bagi kaum muslimin yang baru datang ke Australia sedang bahasa Inggrisnya kurang lancar.

          Statistik muslim di Australia sangat tidak mudah memang menyebutkan jumlah umat Islam di australia secara tepat di tengah isu negative yang ada. Namun jika merujuk data milik Administrasi Imigran, jumlah kaum muslimin di Australia mencapai 700.000 jiwa. Sedangkan data dari Kantor Perwakilan Islam di Australia mencatat angka yang lebih besar, terutama setelah berdatangannya amigran asal Checnya, Bosnia, Irak, dan sejumlah negara-negara muslim lainnya. Jumlah itu belum ditambah dengan muslim warga asli Australia. Muslim Australia sekarang ini terdiri dari 27 Etnis. Jumlah terbesar dari etnis Libanon, kemudian Turki, selebihnya terbagi merata. Mayoritas mereka tinggal di kota Sydney dan Melborn. Jumlah terbesar komunitas muslim Australia ada di Sydney. Secara formal, Islam agama terbesar kedua dari agama-agama resmi yang diakui Negara di Australia. Secara Protokoler pun Mufti muslim mendapat urutan kedua. Misalnya dalam undangan dari pemimpin Pemerintahan local dan federal, mereka mendapat nominasi kedua. Muslim Australia pun mudah dikenali denagan identitas perkumpulan yang didirikan. Setiap etnis mempunyai organisasi resmi dan menghimpun majlis Islam disetiap wilayah. Perkumpulan majlis wilayah muslimin Australia merupakan paying besar resmi umat Islam di Australia. Organisasi ini mengadakan perhelatan besarnya setiap dua tahun sekali yang diberi nama Konggres Islam. Salah satu agendanya adalah memilih dan menetapkan mufti nasional dan penentu majlis Islam di wilayah-wilayah yang ada di seluruh wilayah Benua Australia..

Sosial Budaya
          Australia adalah tempat jumlah umat Islamnya terus bertambah. Menurut sensus terakhir tahun 2006, lebih dari 340.000 orang mengidentifikasi diri sebagai umat Islam. Ini adalah sekitar 1,7 persen dari total penduduk Australia. Islam secara tradisional yang terkait dengan migran dan para pendatang baru.Hal ini terutama terjadi di tahun 1970-an, tahun 1980-an dan 1990-an ketika gelombang dari para pengungsi dan migran yang baru tiba dari beberapa titik di Timur Tengah. Tetapi semakin lama komposisi umat Islam Australia berubah dari imigran berkembang menjadi penduduk asli.Kini, hampir 40 persen dari umat Islam Australia menganggap Australia sebagai tempat mereka lahir. Hal ini berakibat besar pada bagaimana generasi baru dari umat Islam sendiri menentukan dan mengartikulasi identitas mereka. Pada tingkat yang paling dangkal, mereka sering menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pilihan komunikasi. Di tingkat lebih dalam, mereka melihat Australia sebagai rumah tinggal dan tidak lagi punya keinginan untuk kembali ke tanah leluhur mereka, sebagaimana orang tua mereka lakuka
          Muslim Australia heterogen secara kesukuan dan bahasa. Yang terbesar adalah kelompok etnis Libanon, Turki, dan Arab Afghan. Perbedaan suku dan bahasa mempunyai perbedaan historis yang mempengaruhi inisiatif masyarakat, organisasi dan jamaahnya. Akibatnya, masing-masing kelompok etnis cenderung condong ke arah perbedaan masjid atau organisasi etnis yang jelas.Tetapi banyak umat Islam Australia yang telah mencoba menjembatani etnis yang terbagi. Ironisnya, penggunaan bahasa Inggris telah menjadi ukuran yang paling efektif untuk menyatukan umat Islam dari berbagai latar belakang etnis dan linguistik.Integrasi Muslim di Australia menghadapi sejumlah tantangan. Beberapa tantangan itu bersifat struktural dan terkait dengan kemampuan Muslim Australia untuk berpartisipasi secara efektif dalam kegiatan ekonomi yang bermanfaat, sering merupakan hal yang sulit bagi para pendatang baru yang baru saja tiba. Tantangan lain lebih subyektif dan terkait dengan hambatan politik dan budaya.
          Komposisi sosial-ekonomi umat Islam di Australia beragam. Ada beberapa umat Islam yang telah berhasil mencapai posisi kewenangan dalam bisnis, politik dan pendidikan. Tetapi mayoritas Muslim cenderung masih berada pada posisi rendah.Sensus Australia terakhir disorot karena adanya kekhawatiran ketidakcocokan dalam hal standar hidup dan akses terhadap kekayaan antara Muslim dan non-Muslim. Lebih dari 2 persen dari rumah tangga muslim tidak terdaftar pendapatannya; ini adalah dua kali jumlah non-Muslim dalam kategori tersebut. Dalam hal kepemilikan rumah, indikator keuangan dan keamanan sebuah yayasan, dari ‘Australian dream,’ Muslim terdaftar hanya 15 persen. Kepemilikan rumah di antara sisa penduduk ada pada 33 persen.Angka kerja memperkuat ketidakcocokan di atas antara Muslim dan semua masyarakat Australia. Sedangkan untuk tingkat pengangguran non-Muslim usia 25-45 ada pada 5 persen, tingkat pengangguran yang Muslim adalah 12 persen untuk kelompok usia yang sama. Angka-angka ini menunjukkan bahwa keamanan finansial dan kemiskinan merupakan masalah serius bagi umat Islam.Kenyataannya, angka berkaitan dengan pendapatan rumah tangga menempatkan 40 persen dari rumah tangga Muslim di bawah garis kemiskinan. Masalah sosial-ekonomi riil ini menjadi hambatan bagi integrasi positif dan aktif dalam masyarakat Australia.
          Angka kerja memperkuat ketidakcocokan di atas antara Muslim dan semua masyarakat Australia. Sedangkan untuk tingkat pengangguran non-Muslim usia 25-45 ada pada 5 persen, tingkat pengangguran yang Muslim adalah 12 persen untuk kelompok usia yang sama. Angka-angka ini menunjukkan bahwa keamanan finansial dan kemiskinan merupakan masalah serius bagi umat Islam.Kenyataannya, angka berkaitan dengan pendapatan rumah tangga menempatkan 40 persen dari rumah tangga Muslim di bawah garis kemiskinan. Masalah sosial-ekonomi riil ini menjadi hambatan bagi integrasi positif dan aktif dalam masyarakat Australia.
Politik
          Bentuk Negara Australia adalah persemakmuran dengan  monarki konstitusional (the Commonwealth of Australia) dimana kepala negara dipimpin Gubernur Jenderal mewakili Rtu Inggris dan pemerintahannya berupa system parlementer dipimpin seorang perdana menteri. Terdapat tiga cabang pemerintahan:
  • Legislatif: Parlemen Australia yang terdiri dari Gubernur-Jenderal, Senat, dan Dewan Perwakilan.
  • Eksekutif: Dewan Eksekutif Federal; sang Gubernur-Jenderal dinasihati para penasihat eksekutif, yang terdiri dari perdana menteri dan para menteri. Biasanya Gubernur-Jenderal tidak akan menolak nasihat-nasihat tersebut.
  • Kejaksaan: Mahkamah Agung Australia dan pengadilan-pengadilan federal lainnya.
Australia mempunyai parlemen yang bikameral, terdiri dari Senat yang berisi 76 senator, dan sebuah Dewan Perwakilan yang mempunyai 150 anggota. Anggota Dewan dipilih dari wilayah-wilayah pemilihan beranggotakan tunggal yang umumnya disebut electorate atau seat (kursi). Negara bagian yang lebih besar populasinya akan mempunyai lebih banyak perwakilan; setiap negara bagian minimal mempunyai lima perwakilan. Dalam Senat, setiap negara bagian diwakili 12 senator tanpa mempedulikan jumlah penduduknya. Pemilihan anggota parlemen diadakan setiap tiga tahun sekali, namun biasanya hanya setengah dari kursi-kursi Senat yang diperebutkan, karena para senator mempunyai masa jabatan enam tahun yang saling bertindih. Pemerintah dibentuk di Dewan Perwakilan, dan pemimpin partai atau koalisi mayoritas dalam Dewan adalah sang Perdana Menteri. Ada tiga partai politik besar: Buruh, Liberal, dan Nasional.
          Australia memiliki sistem pemerintahan parlemen dua tingkat, berdasarkan sistem Westminster. Terdapat tiga tingkat pemerintahan: federal, negara bagian dan lokal. Parlemen federal terdiri dari Dewan Perwakilan (House of Representatives) dan Senat. Partai yang menduduki jumlah kursi terbanyak di Dewan Perwakilan akan membentuk pemerintahan.  Di paroh terakhir abad 20, satu bagian dari budaya dan sejarah Australia yang kurang dikenal mulai muncul dan mendapatkan pengakuan yang lebih luas, khususnya melalui seni, sastra dan film; dan sebagai akibatnya, ikon ‘battler’ menjadi semakin kurang relevan.  Para imigran membawa kisah, budaya dan mitos-mitos mereka sendiri, untuk berbaur dengan kalangan kolonial Australia. Juga ada pengakuan yang sudah lama ditunggu, yaitu Aborigin Australia merupakan fundamental dari definisi sejati budaya nasional masa kini.
          Secara politik kaum Muslimin Australia belum memiliki saluran politik baik di parlemen maupun di legislatif,sehingga dalam menyalurkan aspirasinya sangat sulit diwujudkan sampai sekarang kaum Muslim Australia hanya sebagai pemilih saja (voter).Belum ada penelitian yang signifikan ke partai mana mereka menyalurkannya,apakah ke partai nasional,partai buruh atau partai liberal ?         Isu-isu politik memberikan tantangan baru. Setelah serangan teroris 11 September dan kemudian bom Bali, London dan Madrid, pemerintah Australia yang liberal mengadopsi serangkaian kebijakan luar negeri dan dalam negeri yang secara luas dianggap merugikan dan bias terhadap umat Islam.Aliansi pemerintah Australia dengan Amerika Serikat dalam Perang melawan Teror mengambil tentara Australia ke Irak dan Afghanistan-perang yang dianggap oleh banyak orang sebagai menjadikan umat Islam target. Kasus Irak secara khusus telah menghasilkan kegelisahan di kalangan umat Islam Australia.Mereka tidak dapat memahami mengapa Pemerintah Australia mengabaikan sentimen mayoritas menentang perang, yang dinyatakan di publik jalan-jalan besar kota Melbourne dan Sydney, dan memilih untuk terlibat dalam perang dengan dasar hukum yang meragukan. Apakah aliansi dengan Amerika Serikat lebih penting daripada menghormati hukum internasional?
          Keterlibatan Australia dalam perang melawan teror merupakan pengalaman pengasingan bagi banyak umat Islam. Hal ini menjadi lebih nyata dengan adopsi undang-undang anti-teror. Undang-undang ini telah dikritik oleh organisasi sipil liberal dan kelompok Muslim sebagai penargetan warga Muslim, daripada dugaan tidak bersalah bagi mereka.Kekuatan badan-badan keamanan untuk menahan tersangka teror tanpa perlu memberikan bukti atau mengenakan kasus itu kepada proses peradilan, melemahkan tersangka untuk membela diri. Tersangka teroris menjadi tersangka bersalah sampai dibuktikan sebaliknya. Membuktikan bahwa mereka bukan teroris adalah hal yang mustahil, dan banyak mengkhawatirkan bahwa umat Islam diletakkan dalam posisi yang mustahil tersebut.Pada tahun 2007 ketika seorang dokter tamu dituduh ada hubungan dengan sel teror di Inggris, kekhawatiran itu terbukti. Dr. Haneef-nama orang itu-memang akhirnya dibebaskan dari setiap tuduhan, tapi tidak sebelum ia kehilangan pekerjaan dan diusir dari Australia. Ini adalah tragedi pribadi yang dirasakan oleh seluruh penduduk Muslim di Australia. Kasus Haneef adalah kasus yang sangat efektif adalah meniup ke diri umat Muslim rasa kepercayaan diri dan keyakinan di Australia.Dalam konteks ini, Pemerintah Australia di bawah kepemimpinan John Howard telah terlibat dalam kampanye populis untuk mempresentasikan dirinya sebagai pelindung terbaik bagi Australia. Penekanan pada nilai-nilai Australia dan pengenalan ujian kewarganegaraan, di tengah laporan-laporan media akan warga Irak dan Afganistan yang mencari suaka tiba di pantai Australia, membuat tegang hubungan antara Muslim dan non-Muslim.

Keagamaan.
          Setelah Perang Dunia kedua (1939-1945) jumlah umat Islam di Australia meningkat dengan cepat.Jumlah warga muslim antara tahun 1947 -1971 dari 2.704 menjadi 22.331.Hal ini terkadi akibat ledakan ekonomi sehingga membuka lapangan baru.([8]) Banyak muslim dari Eropa terutama dari Turki ,Bosnia dan Kosovo berimigrasi ke Australia,Muslim Australia sangat majemuk,berdasarkan sensus tahun 2006 berjumlah 340.000 orang dari jumlah ini yang lahir di Australia sekitar 128.904 orang.Selain itu terdapat migran muslim dari Libanon,Afganistan,Irak,Pakistan, Bangladesh dan Indonesia.Dalam dasawarsa terakhir muslim imigran melalui program pengungsi atau kemanusiaan dari Afrika seperti Somalia dan Sudan.Masyarakat Muslim di Australia terpusat di kota Sydney dan Melbourne,mereka banyak membangun mesjid dan sekolah Islam dan memberikan sumbangan sehingga merendra multibudaya dan etnik di Australia.
          Berdasarkan sensus dari Australian Bureau of Statistics (ABS) pada tahun 2001, jumlah Muslim di Australia sebesar 281.578 orang, atau 1,5 % dari populasi jumlah penduduk Australia. Sedangkan menurut estimasi dari salah satu lembaga Islam di New South Wales (NSW) mencapai 300.000 orang. Sensus juga menunjukkan bahwa Muslim di Australia berasal dari berbagai Negara, dengan hanya 20,8 % berasal dari Lebanon dan 14.5 % berasal dari Turki, sedangkan 64.7 % berasal dari sekitar 9 negara (Indonesia, Afghanistan, Bosnia, dsb). Sensus tersebut juga menunjukkan bahwa Muslim Australia mempunyai pendidikan yang cukup baik dibandingkan dengan penduduk Australia secara keseluruhan, 21,7 % dari Muslim Australia yang berusia di atas 15 tahun mempunyai gelar sarjana (bachelor degree) atau lebih tinggi, prosentase ini lebih tinggi dibandingkan dengan 12,4 % dari penduduk Australia secara keseluruhan. Kesimpulan penting dari hasil statistik ini adalah bahwa anggapan negatif tentang mayoritas Muslim Australia tidak berpendidikan terutama yang berasal dari bangsa Arab adalah tidak berdasar. Di Benua Australia, Islam menggeliat pelan namun pasti. Saat ini, Islam masih menjadi kelompok minoritas, mendudukki peringkat keempat setelah Kristen (64%), atheis (18,7%), dan Buddha (2,1%), tidak termasuk 11,2% yang tidak mau menjawab apa gerangan keyakinannya—berdasarkan sensus Australia tahun 2006. Diperkirakan saat ini, umat Muslim di Australia berjumlah sekitar 340.392 orang, atau hanya 1,71% dari total populasi Australia([9])

Aktifitas Ibadah
          Dalam melakukan aktifitas ibadah Muslim di Australia mempunyai lebih dari 85 Masjid dan sekitar 50 musola , disamping itu di beberapa daerah yang jauh dari Masjid beberapa Muslim berinisiatif untuk menyewa gedung (misalnya gedung pusat kegiatan komunitas) untuk dijadikan tempat sholat jum’at. Untuk membangun sebuah Mesjid memerlukan prosedur tertentu yang telah ditetapkan oleh pemerintah yang harus dipenuhi syarat-syaratnya sebagaimana membangun gedung-gedung untuk kepentingan umum lainnya. Secara individual biasanya Muslim mempunyai masalah dalam melakukan aktifitas ibadah sholat pada saat hari kerja, yang paling banyak mengalami masalah adalah pada saat pelaksanaan shalat Jum’at. Apabila menghadapi masalah sulitnya melaksanakan sholat Jum’at, muslim yang taat memilih keluar dari tempat kerja atau mengorganisasi beberapa muslim yang berdekatan tempat kerjanya untuk melaksanakan sholat Jum’at, sedangkan muslim yang kurang taat melaksanakan ibadahnya memilih meninggalkan sholat Jum’at. Kegiatan keagamaan di Australia cukup semarak, hal ini bias dilihat dari banyaknya majelis taklim atau kelompok-kelompok pengajian yang ada, bahkan beberapa gerakan Islam cukup aktif terlihat melakukan berbagai aktifitas.
Peristiwa Bom London Tgl. 7 Juli 2005, Peristiwa 11 September dan  Bom Bali.
          Setelah terjadi peristiwa meledaknya bom di London 7 Juli 2005, pemerintahan Negara Barat segera melakukan kampanye terus menerus untuk memberlakukan undang-undang khusus bagi umat Islam yang tinggal di Negara Barat. Mereka mencoba membentuk opini menyesatkan kepada masyarakat bahwa undang-undang baru tersebut dimaksudkan untuk melindungi dan memerangi bahaya serangan terorisme di Negara mereka. Tetapi tidak bisa dielakkan, agenda tersembunyi dari kampanye tersebut yaitu membidik serta melemahkan Islam dan Muslim di Negara Barat segera terlihatnyata.Strategi dan agenda tersembunyi yang ditunjukkan oleh Pemerintahan Negara Barat mempunyai banyak kesamaan. Propaganda yang dimulai dengan alasan yang dicari-cari untuk memerangi terorisme, segera diperluas untuk memerangi apa yang mereka sebut dengan pendapat/ide radikal dan ekstrim, strategi ini ditargetkan untuk memecah belah Muslim dengan memberi predikat muslim moderat dan muslim radikal/ekstrim.
          Di Australia target juga diarahkan ke sekolah-sekolah muslim, dimana pemerintah akan meninjau kembali kurikulum yang diajarkan di sekolah-sekolah tersebut. Rencana ini segera mendapat reaksi keras dari sekolah-sekolah muslim, karena kurikulum yang diajarkan saat ini tidak beda jauh dengan apa yang diajarkan di sekolah-sekolah lainnya, bahkan banyak murid dari sekolah-sekolah muslim tersebut yang mempunyai prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah lainnya. Pemerintah juga mengusulkan agar di sekolah-sekolah muslim lebih banyak diajarkan nilai-nilai kemasyarakatan Australia, seperti toleransi, tanggung jawab dan sebagainya, dimana nilai-nilai tersebut juga ada dalam Islam dan sudah diajarkan di sekolah-sekolah muslim tersebut, lebih dari itu sekolah-sekolah muslim dalam kurikulum belajar tidak pernah mengajarkan tindakan terorisme. Sedangkan di masjid-masjid, pemerintah mengusulkan agar para Imam masjid diberi pengarahan apa yang seharusnya boleh mereka ceramahkan. Tidak hanya sampai disitu, anggota parlemen dari partai Liberal Bronwyn Bishop mengusulkan agar melarang pemakaian jilbab di sekolah-sekolah umum, karena jilbab dianggap bertentangan dengan nilai-nilai kemasyarakatan Australia tentang persamaan dan menyebabkan perpecahan di sekolah-sekolah. Usulan ini juga mendapat tantangan keras baik dari muslim maupun non muslim, sebagian besar yang menentang usulan itu mengatakan bahwa tidak ada bukti pemakaian jilbab di sekolah-sekolah menyebabkan perpecahan dan persamaan hak. Kerry Cullen salah satu kepala sekolah menengah umum tingkat atas (SMTA) di Sydney mengatakan bahwa di sekolahnya hanya ada satu orang yang menggunakan jilbab merah kecoklatan dimana warna tersebut sesuai dengan seragam sekolahnya, dan itu bukan suatu masalah di lingkungan sekolahnya. Tidak pernah ada laporan negatif dari guru-guru atau murid-murid yang disebabkan oleh pemakaian jilbab. Kepala sekolah lainnya mengatakan bahwa kita tidak pernah melihat adanya perpecahan yang disebabkan oleh pemakaian jilbab, kami melihatnya sebagai sebuah keragaman budaya.

          Secara umum hubungan Muslim dan Non Muslim di Australia cukup baik, terutama sebelum terjadi peristiwa 11 September. Tetapi setelah peristiwa 11 September, bom bali, kemudian disusul bom London banyak Muslim yang mendapat perlakuan kurang menyenangkan baik oleh masyarakat umum maupun oleh pemerintah dan media massa. Namun demikian hubungan personal antara Muslim dan Non Muslim masih cukup baik, meskipun terkadang sebutan teroris baik dalam nada bercanda maupun serius sering dilontarkan Non Muslim kepada Muslim, sebutan atau label teroris ini terkadang kurang menyenangkanbagiMuslim.Secara umum harapan Muslim yang tinggal di Australia adalah bisa lebih mudah menjalankan aktifitas ibadahnya terutama ibadah sholat Jumat, sedangkan harapan yang ditujukan kepada pemerintah Australia dan media massa adalah tidak terus menerus menyudutkan Muslim dengan memberi label-label yang tidak menyenangkan seperti ekstrimis, radikal, teroris dan sebagainya.
          Di Australia target juga diarahkan ke sekolah-sekolah muslim, dimana pemerintah akan meninjau kembali kurikulum yang diajarkan di sekolah-sekolah tersebut. Rencana ini segera mendapat reaksi keras dari sekolah-sekolah muslim, karena kurikulum yang diajarkan saat ini tidak beda jauh dengan apa yang diajarkan di sekolah-sekolah lainnya, bahkan banyak murid dari sekolah-sekolah muslim tersebut yang mempunyai prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah lainnya. Pemerintah juga mengusulkan agar di sekolah-sekolah muslim lebih banyak diajarkan nilai-nilai kemasyarakatan Australia, seperti toleransi, tanggung jawab dan sebagainya, dimana nilai-nilai tersebut juga ada dalam Islam dan sudah diajarkan di sekolah-sekolah muslim tersebut, lebih dari itu sekolah-sekolah muslim dalam kurikulum belajar tidak pernah mengajarkan tindakan terorisme. Sedangkan di masjid-masjid, pemerintah mengusulkan agar para Imam masjid diberi pengarahan apa yang seharusnya boleh mereka ceramahkan.
Kontribusi Komunitas Islam di Australia.

          Di Australia, terdapat lebih dari 300 ribu orang penganut Islam dari sekitar 21 juta jiwa penduduk Australia. Mereka umumlnya adalah para imigran dari kawasan timur tengah, Asia dan Afrika. Di Australia barat misalnya, terdapat 24.000 orang muslim yang tinggal dan bekerja di negara bagian itu.Menurut catatan, kaum muslimin di negara Australia ikut berperan membantu menaklukkan pedalaman Australia yang semua belum tersentuh manusia. Di tahun 1800-an, kala itu, lebih dari2000 pengendara dan 15.000 armada unta secara khusus didatangkan dari Afghanistan, India utara dan Pakistan. Unta-unta ini didatangkan guna mempercepat eksplorasi di bagian pedalaman australia yang semula belum terpetakan dan terjamah manusia. Sebagian besar yang ikut berperan dalam eksplorasi pengembangan wilayah itu adalah kaum muslimin.
peran kaum Muslim di negeri itu. Menurut catatan, kaum Muslim ikut membantu menaklukkan’ pedalaman Australia yang semua belum tersentuh manusia.
Sumbangsih penting kaum Muslim terhadap Australia modern adalah pembangunan skema  Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Snowy Mountains di New South Wales.
          Walaupun Muslim di Australia masih sering mengalami perlakuan tidak adil, Muslim di Negara kangguru ini sudah banyak memberikan sumbangan pikiran dan tenaga untuk kemajuan negeri ini. Bahkan sejak pertama kali Australia ini dideklarasikan sebagai sebuah Negara, Muslim sudah memberikan sumbangan yang sangat banyak bagi kemajuan negera yang masih baru ini. Namun, kontribusi Muslim ini seringkali dilupakan bahkan tidak tercatat dengan detail di dalam buku-buku sejarah Australia. Hampir semua kontribusi orang-orang Islam terlupakan dan dilupakan di Australia, sehingga Muslim masih menempati posisi sebagai warga Negara kelas dua bahkan menjadi warga Negara yang kurang diperhitungkan di Australia.

Sain Teknologi.
          Australia merupakan termasuk Negara maju dimana dalam perekonomiannya mengandalkan hasil produksi perindutrian, pertambangan, perdagangan, dan Jasa.Penguasaan sain dan teknologi di Negara ini dapat disejajarkan dengan Negara-negara maju di Eropa,Amerika Serikat dan Jepang. Kemajuan sain teknologi ini tentu saja berimbas pada kaum Muslimin Australia,mayoritas kaum Muslimin Australia para imigran sehingga yang bergelut dalan sain teknologi baru sebatas sebagi pekerja diberbagai bidang perindutrian dan pertambangan.Meskipun demikian adanya secercah harapan bagi generasi Kaum Muslim Australia dapat belajar dan memperoleh pengetahuan sain teknologi di berbagai lembaga pendidikan yang tersebar di seluruh Negara bagian Australia.Sain dan teknologi telah menjadi kehidupan keseharian warga Australia dengan kondisi demikan membawa pengaruh yang sangat besar dan terbuka bagi kaum Mulimin di Australia untuk belajar dan berkembang dalam penguasaan sain teknlogi.

4. Masa Kejayaan dan Masa Kemunduran
          Meskipun orang-orang Islam telah masuk ke Australia sejak tahun 1600 yang dimulai oleh orang-orang Makassar,kemudian kedatangan rombongan orang-orang Afganistan sekitar tahun 1860 belum memberikan masa kekegemilangan atau kemajuan Islam di Auatralia.Orang-orang Makasar hanya para nelayan yang mencari kehidupan dipesisir pantai Barat Australia dengan mencari teripang dan ikan saja setelah memperoleh hasil  kembali ke kampungya ,mereka tiadak membuka pemukiman di Australia , sedangkan orang-orang Afganistan hanya sebagai pengurus hewan unta saja belum mensyiarkan Islam secara maksimal tetapi para pendatang dari Afganistan ini dianggap sebagai pendatang pertama di Australia karena mereka tinggal dan bermukim sehingga disebut The first Muslim settlemen. Pendirian mesjid-mesjid di Australia baru terjadi pada  abad 20 , seperti di  Brisbone tahun 1907 didirikan oleh arsitek Sharif Abosi dan Ismeth Abidin. Jadi rentang waktunya sangat jauh dari abad ke 16 sampai abad ke 20 baru dibanguin mesjid.Dilihat secara geografis memang Australia tidak strategis sehingga bukan merupakan jalur perdagangan dan jalur pelayaran dunia samapai abad ke 20,bahkan para penjelajah dari Eropa seperi Dick Hartog,Frederic de Houtman dan Abel Tasman dari Belanda tidak menetap dan mengekslorasi alam Australia pada abad ke 17 karena dianggap gersang dan tidak menjanjikan kekayaan.Bahkan pemerintah Inggris yang mengklaim Australia menjadi miliknya menjadikan wilayah Australia sebagi tempat pembuangan para narapidana dan penjahat di Inggris.

          Bagi umat Muslim di Australia sampai saat ini masih merupakan proses masa perkembangan belum mencapai masa kejayaan apalagi masa kemunduran.Beradasrkan sesnsus tahun 2006 Islam di Australia merupakan kelompok agama terbesar keempat, setelah Kristen, "Tanpa Agama", dan Buddhisme. Menurut sensus 2006, sekitar 340.392 orang atau 1.71% dari penduduk Australia adalah Muslim. Menjadi komunitas yang ditetapkan berdasarkan identitas keagamaan, masyarakat Muslim Australia merupakan masyarakat yang paling beragam secara etnis atau secara ras, dengan anggota dari berbagai latar belakang etnis dan ras. Dengan demikian, bagian-bagian berbeda di dalam komunitas Muslim Australia juga dapat mendukung identitas tambahan, terbebas dari identitas Muslim mereka, sering berhubungan dengan teman non-Muslim, di Australia maupun luar negeri.Meskipun kemunculannya sebagai agama di Australia sering dianggap sebagai "baru" bagi warga non-Muslim Australia dan lebih dikenal karena gelombang migrasi dari Dunia Muslim yang beragam termasuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Asia Tenggara, Balkan di Eropa, Anak benua India, dan Afrika Sub-Sahara faktanya, Islam memiliki sejarah yang panjang di Australia. Sejarah ini merentang tidak hanya ke beberapa Muslim yang tiba sebagai bagian dari kontak pertama Eropa dan masa kolonial, tapi juga ke masa sebelumnya dan kemunculan awal Kristen sebagai agama non-pribumi yang dominan jumlah penganutnya.

          Faktor-faktor Islam di Australia belum mencapai kejayaannya dan masih dianggap masih pada tahap berkembang adalah :
a.    Penduduk yang menganut  Islam baru 1.71 persen dari jumlah warga Negara Australia
b.    Latarbelakang etnis yang berasal dari berbagai Negara memerlukan waktu untuk mempersatukannya
c.    Belum adanya tokoh-tokoh Islam yang muncul di Australia baik tokoh politik, tokoh ekonomi .tokoh ilmuwan maupun ketokohan nasional dalam keagamaan.
d.    Belum banyaknya lembaga pendidikan Islam yang representatif dan berkualitas.
e.    Masih adanya stigma Islam sebagai biangya kekerasan dari masyarkat dan pemerintahan Australia apalagi setelah munculnya peristiwa Bom London,Persitiwa 11 September di kota New York Amerika Serikat dan Bom
f.     Dalam penguasaan Ilmu pengetahuan dan Teknologi dari kaum Muslimin di Australia belummerata dan mumpuni,masih tertinggal oleh kaum kulit putih keturunan Eropa



DAFTAR PUSTAKA

1.    J.Siboro, Sejarah Australia , Penerbit Tarsito Bandung,1989
2.    Arthur Clark  , Camels Down Under ,. Saudi Aramco World,1988
3.    Nahid. Muslims in Australia: Imigrasi, Race Relations and Cultural History. London: Kegan Paul, 2004. London: Kegan Paul, 2004.
4.    Saeed, Abdullah. Islam in Australia . Saeed, Abdullah. Islam in Australia. Crows Nest, NSW: Allen & Unwin, 2003. Crows Nest, NSW: Allen & Unwin, 2003.
5.    Saeed, Abdullah dan Shahram Akbarzadeh, Eds. Muslim komunitas in Australia. Sydney: Percetakan UNSW, 2001. Sydney: Percetakan UNSW, 2001
6.    Buletin Australian Governement,Departemen of Foreign Affairs and Trade,March 2008


[1].  J Siboro,Sejarah Australia,Tarsito,1989 hal 37
[2].  Ibid hal.146 
[3] .   Ibid hal. 8
[4] J Siboro,Sejarah Australia,Tarsito,1989 hal 15
[5] . A.Saeed,IslaminAustralia,Allen&Unwin,2003
[6] .B.Cleland,The Muslimsin Australia:A Brief History,I slamic Council of Victoria,2002
[7] Arthur Clark Camels Down Under "..2006 Saudi Aramco World,hal 19 .
[8] . Buletin Australian Governement,Departemen of Imigration and Citizenship,March 2008 hal 2.
[9] . Buletin Australian Governement,Departemen of Imigration and Citizenship,March 2008 hal.